Apakabaaar? Sehat teruslahyaaa. Udah lama bangetni ga nulis blog. Gua cuma mau cerita aja kok. Pokoknya 2022 harus semangat baru, pencapaian baru dong yaaa!
Setuju ga kalo kita semua tau "if" kita olahraga "then" kita sehat, "if" kita belajar "then" kita pinter, "if" kita kerja "then" kita kaya. Dan masih banyak hal berdampingan lainnya. Tapi pernah mikir ga, kenapa kita ga ngerjain kewajiban yang seharusnya kita kerjain?
Itu karena kita gasuka ngerjainnya.
Ini bukan masalah disiplin atau ga serius, melainkan permasalahan emosi. Males penyebabnya emosi, suka menunda-nunda penyebabnya emosi, kegelisahan penyebabnya emosi.
Analoginya, kita semua mempunyai dua otak, anggep aja namanya "Mobil Kesadaran" dan di dalemnya ada Otak Perasa dan Otak Pemikir. Otak Perasa yang melambangkan emosi, dorongan hati, intuisi, dan insting. Otak Pemikir yang melambangkan pikiran kita, memperhitungkan pilihan, dan memunculkan ide-ide.
Ketika kita memikirkan suatu hal dan ingin mengerjakan hal baru itu Otak Pemikir yang bekerja. Namun, otak perasa mungkin meresponnya dengan memunculkan rasa males atau magerlah yaa wkwk. Ini karena Otak Perasa yang menyetir "Mobil Kesadaran" kita, hanya emosi yang membuat kita bertindak. Kadang kedua otak kita gabisa berinteraksi dengan baik.
Terkadang juga, ngikutin Otak Perasa tanpa berfikir itu emang nyenengin si, kaya kita pengen rebahan, nongkrong, happy-happy, dll. Intinya ngelakuin hal yang kita pengen dulu aja. Padahal Otak Pemikir kita udah banyak ngasih ide, navigasi atau peta yang harus kita kerjain. Dan, kesenangan ngikutin Otak Perasa tanpa berfikir itu cuma jangka pendek. Karena perasaan ga akan bertahan lama, perasaan itu maju-mundur. Bisa berubah setiap saat.
Intinya Otak Perasa mengembangkan pikirannya berdasarkan kemauan & pengalaman. Sedangkan Otak Pemikir berdasarkan data, fakta, & pengamatan yang bisa menjadi makna.
So, apapun peluang dan yang ingin kita kerjain. Jangan lupa buat berfikir biar ekspetasi kita ga kejauhan. Ketika kita mengambil dan melakukan hal apapun itu jangan pernah menghilangkan kerja sama antar Otak Perasa & Otak Pemikir, mungkin dengan cara hal kecil. Misalnya "hari ini olahraga yuk" Jika respon Otak Perasa negatif, kita tinggal tawarkan kesepakatan lainnya. Gua sangat yakin ketika Otak Perasa & Otak Pemikir bekerja sama dengan baik, kita jadi bisa ngerjainnya ga setengah-setengah dan bisa seratus persen all out atau konsisten.
So, semoga 2022 menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya!
Mungkin ini aja singkat cerita gua, gua juga masih belajar. Dan jangan anggep gua orangnya terlalu serius yaa hehe
Thanks!
Komentar
Posting Komentar